Kata Sambutan
Untuk Drs. H. Bun Yan M. Siregar, M.Si
Buku "'Made in China' Is Becoming 'Made for the World'".
Oleh: Rio Gunawan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.
Menelaah naskah buku "'Made in China' Is Becoming 'Made for the World'" karya Drs. H. Bun Yan M. Siregar, M.Si merupakan pengalaman yang sangat mencerahkan dan informatif. Buku ini secara komprehensif menyajikan gambaran transformasi fundamental dan signifikan yang telah terjadi pada produk-produk Tiongkok, dari yang awalnya dipersepsikan sebagai "murah dan berkualitas rendah" kini telah berkembang menjadi komponen integral dalam kehidupan modern dan manifestasi konkret kekuatan ekonomi global yang baru.
Dalam karya ini, Bapak Bun Yan mengajak pembaca untuk mengeksplorasi evolusi produk China dari "bengkel sederhana dan industri rumahan hingga menguasai pasar global". Narasi ini bukan sekadar representasi pertumbuhan ekonomi, melainkan juga perwujudan dari determinasi nasional, perencanaan strategis jangka panjang, dan keberanian untuk bertransformasi. Realitas menunjukkan bahwa hampir di setiap aspek kehidupan kontemporer, sulit menemukan ruang yang benar-benar independen dari pengaruh produk manufaktur China, mulai dari perangkat telekomunikasi, sandang, hingga teknologi canggih. Faktanya, negara-negara maju pun mengalami ketergantungan signifikan terhadap produk-produk tersebut.
Nilai utama dari publikasi ini terletak pada kemampuannya mengintegrasikan data empiris, studi kasus, dan analisis mendalam mengenai proses transformasi tersebut. Bapak Bun Yan berbagi pengalaman personalnya yang bermula dari skeptisisme terhadap kualitas produk China, namun kemudian mengakui keunggulan teknologi, durabilitas, dan reliabilitas dari handphone produksi negara tersebut. Pengalaman ini merefleksikan pergeseran paradigma dalam sektor manufaktur China, di mana label "Made in China" kini menjadi simbol inovasi dan kemajuan, bukan lagi sekadar identitas produk berbiaya rendah.
Buku ini secara komprehensif menganalisis strategi fundamental di balik kesuksesan China, termasuk filosofi "murah tapi tidak murahan" yang mengintegrasikan efisiensi, inovasi berkelanjutan, dan orientasi kualitas. Pembaca dihadapkan pada realitas bahwa kapasitas produksi berskala masif China, didukung oleh ekosistem manufaktur terpadu, tenaga kerja berketerampilan tinggi, dan implementasi otomatisasi canggih, telah menciptakan "mesin produksi raksasa yang sistematis dan progresif". Peran krusial sinergi antara pemerintah, rakyat, dan agenda ekonomi nasional diuraikan dengan sistematis, di mana kebijakan strategis seperti Made in China 2025 dan Belt and Road Initiative berperan sebagai katalisator inovasi dan ekspansi global yang berkelanjutan.
Penetrasi pasar global yang dilakukan China di berbagai kawasan dipaparkan secara mendalam, mulai dari Asia Tenggara yang memiliki kedekatan geografis dan kultural, Afrika yang menjadi fokus investasi infrastruktur strategis, hingga Eropa dan Amerika yang beradaptasi dengan produk China karena keunggulan kompetitif dalam harga dan kapabilitas inovasi. Signifikansi pencapaian China dalam memasuki pasar halal menjadi sorotan khusus, mencakup negara-negara seperti Arab Saudi, Pakistan, dan Indonesia, dengan produk bersertifikasi halal yang telah terintegrasi ke berbagai sektor, dari peralatan rumah tangga hingga masjid, termasuk mainan anak dan teknologi mutakhir. Fenomena ini mendemonstrasikan kapabilitas China dalam mengakomodasi preferensi dan nilai-nilai budaya Muslim di berbagai negara.
Analisis dalam buku ini menyajikan perspektif yang berimbang mengenai kompleksitas fenomena tersebut, termasuk eksistensi gerakan boikot yang paradoksalnya sering tidak mencapai efektivitas yang diharapkan karena tuntutan kebutuhan konsumen dan keterbatasan kapasitas produksi alternatif domestik. Ketergantungan yang tak terelakkan bahkan dialami oleh negara-negara maju, termasuk di tengah eskalasi perang dagang yang justru menjadi stimulus bagi China untuk beradaptasi dan memperkuat posisinya di segmen pasar baru, khususnya pasar halal.
Transformasi paradigmatik dari "Made in China" menjadi "Created in China" merepresentasikan puncak evolusi industri China, yang ditandai dengan investasi substansial dalam inovasi teknologi dan penelitian pengembangan, serta kemunculan merek-merek China yang kini menjadi aspirasi global dan mampu berkompetisi secara efektif di pasar internasional. Produk-produk inovatif seperti smartphone, kendaraan elektrik, drone, dan produk fashion dari China telah bertransformasi menjadi simbol inovasi yang diakui secara global.
Pada akhirnya, karya ini mengundang kita untuk menganalisis secara kritis strategi yang tepat dalam menghadapi fenomena ekonomi global China. Paradigma bersaing versus kolaborasi menjadi pertimbangan strategis, dengan pendekatan hibrid yang integratif tampaknya menawarkan solusi paling optimal. Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, publikasi ini menyajikan perspektif komprehensif mengenai strategi ketahanan dan pengembangan ekonomi nasional, mencakup diversifikasi pasar, penguatan ekosistem industri lokal, akselerasi inovasi teknologi, dan penguatan aliansi strategis regional.
Buku "'Made in China' Is Becoming 'Made for the World'" karya Bapak Drs. H. Bun Yan M. Siregar, M.Si merupakan referensi esensial bagi setiap pihak yang berkepentingan dalam memahami transformasi ekonomi global kontemporer, khususnya posisi signifikan Tiongkok dalam arsitektur ekonomi internasional. Karya ini tidak sekadar menghadirkan kompilasi data empiris, melainkan menawarkan analisis mendalam dan perspektif reflektif yang sangat relevan bagi kalangan profesional bisnis, komunitas akademik, pemangku kebijakan, dan masyarakat umum di Indonesia.
Selamat menikmati eksplorasi intelektual ini, dan semoga karya ini memberikan wawasan transformatif serta inspirasi konstruktif bagi pembangunan ekonomi nasional kita.
Dengan penuh hormat,
Rio Gunawan
Digital Entrepreneur & Founder VUTURI
Profil - www.riogunawan.com